Edgar : Anglung..?, What is Anglung?


  • Pergelaran D’Banana Cabaret & Culture Show
Upaya pemerintah untuk menarik wisatawan dalam program Visit Indonesia 2008 terus dilakukan. Berbagai event kebudayaan terus digelar seperti event D’banana Cabaret & Culture Show yang bertempat di gedung Sumatera Expo, Batam.

Dessy, Batam
redaksi_pn@yahoo.com

Jumat (17/10) bertempat di lantai tiga gedung Sumatera Expo pergelaran budaya Indonesia digelar. Tepat pada pukul 08.00, pergeleran yang bertajuk D’banana Cabaret & Culture Show segera dimulai.

Pertunjukan diawali dengan kemunculan 9 orang penari lelaki yang kemudian disusul dengan 9 orang penari perempuan. Para penari yang muncul mulai menyuguhkan tarian gemulai dan mereka telah disulap dengan penampilan menarik segera menari dengan lentur serta atraktif. Kini mata pun dimanjakan dengan liukan indah tubuh para penari dan tak ketinggalan sorotan lampu yang meriah. Dengan kostum yang berwarna menyala serta tata rias yang cantik para penari itu terlihat anggun hingga membuat mata enggan berkedip walau sedetik.

Setelah tarian pembukaan yang dilakukan oleh 18 penari dalam satu panggung tersebut, tarian demi tarian lain susul menyusul disuguhkan kepada para penonton. Tak kurang dari 5 jenis tarian mereka bawakan, mulai dari tari jaran (kuda lumping), tarian adat Cina, tari melayu, tari topeng dan tari Bali.

Selain tarian penonton juga dimanjakan dengan hiburan dari kelompok musik arumba yang memainkan berbagai alat musik khas Indonesia. Kali ini giliran seruling bambu, gendang, angklung dan berbagai macam alat musik lainnya terdengar sangat harmoni yang unjuk gigi.

Tidak hanya penari dan pemusik yang terlibat dalam acara tersebut. Para penonton pun diajak terlibat dalam pertunjukan itu. Salah seorang pemain musik memberikan arahan kepada para penonoton bagaimana cara menggunakan angklung yang sejak awal pertunjukan sudah ada di masing-masing kursi penonton.

Pertama pemandu tersebut memberikan arahan cara memegang Angklung yang baik, yaitu dengan meletakkan tangan kanan di bagian bawah sebelah kanan Angklung dan tangan kiri memegang Angklung di bagian tengah, kemudian untuk membunyuikannya goyangkan Angklung tersebut dari kiri ke kanan dengan tangan kanan.

Sebagian penonton yang berasal dari mancanegara tersebut merasa asing dengan alat musik tradisional Angklung. Seperti Edgar, yang berasal dari Kolombia mengaku baru pertama kali melihat apalagi memainkan alat musik Angklung. “Anglung..? What is Anglung?” kata Edgar yang bingung ketika ditanya soal Angklung. Edgar yang malam itu datang bersama lima orang temannya yang berasal dari Skotlandia dan Afrika Selatan terlihat sangat antusias menyaksikan pergelaran.

Setelah pertunjukan selesai, para penonton diijinkan untuk foto bersama dengan penarinya. Tentu saja hal itu disambut dengan antusias oleh para penonton yang dari tadi dibuat takjub oleh keindahan dan keluwesan penarinya. Untuk mengantisipasi membludaknya penonton di atas panggung, pihak panitia membagi-bagi penonton agar bisa berfoto secara bergiliran. Penonton pun antusias untuk berfoto bersama penari, terbukti dengan banyaknya sorotan kamera yang membidik ke arah panggung.

“kita merasa sangat tersanjung dengan antusiasme masyarakat” ungkap tofan salah satu penari D’banana Cabaret & Culture Show saat diwawancarai setelah pertunjukan selesai. Melihat sambutan yang luar biasa, ia merasa tak lelah mesti telah membawakan beberapa tarian.

Menjaga Budaya
Memang sudah seharusnya bangsa Indonesia memperkenalkan keindahan budaya Indonesia yang beragam kepada masyarakat luas, bahkan kepada dunia. Sudah semestinya kebudayaan yang menjadi warisan leluhur dilestarikan. Musik khas Indonesiapun tergusur oleh maraknya budaya barat yang berkembagn di Indonesia seperti Hiphop, RnB, Pop, Jazz dn lainnya. Musik khas Indonesia semakin tergusur. Semakin kurangnya kesadaran para generasi muda dalam melestarikan tarian daerah membuat keadaan semakin memprihatinkan. Tentu saja hal ini sangat disayangkan mengingat merekla adalah aset bangsa yang seharusnya mencintai budaya bangsa sendiri.

Pertunjukan pergelaran seni seperti D’Banana Cabaret & Culture Show setidaknya membuka mata masyarakat Indonesia khususnya Batam, bahwa Indonesia mempunyai kreasi seni budaya yang tak kalah indahnya. Memperkenalkan budaya Indonesia akan menghindari kebudayaan asli Indonesia diakui oleh negara lain.

Sudah menjadi kewajiban masyarakat Indonesia yang memiliki berjuta kultur budaya untuk selalu menjaganya. Karena hanya masyarakat Indonesia yang memiliki dan sudah semestinya masyarakat Indonesia pula yang menjaganya. Apabila masyarakat lalai, maka negara-negara laintelah siap memangsa kebudayaan Indonesia. ***

Related

Break 7938524736818369932

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item